penyuluhan sebagai metodologi pendidikan non formal

pada sisi metodologi pendidikan nonformal (tanpa jenjang ) dalam buku karya Addison H. Mouder (1972) menjelaskan definisi sebagai suatu sistem pelayanan masyarakat yang membantu masyarakat pertanian melalui proses pendidikan dalam teknik dan metode berusaha tani ntuk meningkatkan produksi agar lebih berhasil guna dalam upaya meningkatkan pendapatan.
begitu juga pendapat AH.Seville (1972) yakni kegiatan mendidik masyarakat dalam rangka meningkatkan kesadaran kehidupan memalui proses peningkatan kemampuan mereka sendiri, dengan menggunakan sumberdaya maupun materi mereka sendiri dan hanya mendapatkan bantuan dana pemerintah seefisien mungkin.
padangan pun dikemukakan oleh papak penyuluh yang begiru banyak memberikan jasanya dalam pembangunan  penyuluhan yakni Bapak Salmon Padmanegara yang berpendapat penyuluh  pertanian dapat diartikan sebagai sistem pendidikan non formal dibidang pertanian bagi petani dan keluarganya agar mau dan mampu serta berdaya untuk berkembang secara mandiri, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya.

pendidikan non formal petani sebagai wujud pendidikan orang dewasa (andragogi) yang berangkat memahami orang dewasa seutuhnya dengan dasar tanpa adanya paksaan, muncul dari kesadaran akan kekuran diri serta tidak ada jenjang dalam pendidikan non formal. keluaran hasil, manfaat atau kenuntungan dan dampak atau impek kegiatan penyuluhan dapt diukur tidak saja secara kualitatif namun juga perlu dikualitatifkan berupa pertambahnya pengetahuan petani (cipta Afektif), perubahan dan semakin mantapnya sikap dan prilaku petani (rasa Kongnitif) serta miningkatnya keterampilan petani (cipta psikomotorik)
dalam rangka meningkatkan produktifitas dan produksi pertanian serta pendapatan dan kesejahteraan petani beserta keluarganya.
dari sebuah buka karya Soedijanto 2004. menjabarkan enam dimensi tahapan penjabaran khalayak sasaran penyuluhan dalam suatu sistem pendidikan non formal. antara lain :
  1. belajar untuk mengetahui dengan lebih menunjokan aspek kongnitif.dari sistem penyuuhan (learning to know).
  2. bealjar untuk mengerjakan dengan lebih mendominasi aspek afektif dalam sistem penyuluhan (learning to do)
  3. belajar hidup bersama dengan kelompok dengan lebih menampilkan aspek pemantapan sikap dan kepemimpinan-psikomotorok dari sistem penyuluhan (learning to live togeder)
  4. belajar untuk diri sendiri pengenbangan keperiadian psikomotorik antara lain berlatih disipli, untuk kemajuan diri sendiri dengan lebih menampilkan aspek otodidak (learning to be)
  5. belajar untuk kemajuan masyarakat (learnig tobe society)
  6. belajar memimpin manajemen organisasi (learning to organiz)









Komentar