Sejarah Penyuluhan Bagian I




a. Sejarah Penyuluhan Di Dunia

     Bermula dari keprihatinan nsil yang dialami petani gandum di pedesaan kota Cambridge. Petani seolah sangat sulit untuk mendapatkan peningktan produktifitah hasil pertaniaanya. kondisi ini mendorong Richard Moulton bersama para staf  pengajar lektor dan profesor di fakultas Agronomi Univesitas Cambridge, Inggir pada tahun 1776 menghasilkan program penyuluhan pertanian ( Agricultural Extension Program ) Kepda para petani agar mengadopsi materi agroteknologi dan agroekonomi baru sebgai hasil riset universitas yang ternyata kemudian berhasil meningkatkan produktifit pendapatan keluarga petani.
      Richard Moulton membuka program ini karena merasa tergugah oleh tulisan Adam Smith yang berjudul Weat of Nations, juga berisi konsep pembangnan perekinomian Inggir melalui peningkatan produktifitas dan produksi makanan untuk kesejahteraan rakyat. suatu bukti kebenaran falsafah "Farmes for better community".
     Petani tidak berdaya memecahkan masalah teknis dan sosial ekonomi karena kekurangn modal, ketiadaan pengetahuan dan keterampilan antara lain berakibat tidak berkesempatan memperoleh pendidikan formal di universitas terutama karena biaya yang mahal dan tidak adanya waktu untuk beljar secara formal.
      Penyuluhan yang berkembang di Cambridge pada tahun 1873 kemudian berkembang dan diterapkan dsemua koloni Inggris dan Kenya di India ( termasuk Pakistan,Nepal, Bhutan,Srilangka dan Bangladesh) Fakland-Afentina, Australia dan beberapa negara Asia Tenggara yang menjadi anggota negara jajahan inggris-persemakmuran (British Commonwelth)  sementara istilah Extension didautal sampai kini sebgai program pengembangan fakultas dan universitas di luar negri sistem reguler.
      Model penyuluhan pertanian ini kemudian berkembang sejak tahun1892 di Universitas Ohio
 (Ohio State Universitas) serta 1903 di Unversitas Cernell dan Michigandi Amerika Serikat  mengikuti mata kuliah partek Rural Economis, Economis of Agriculture dan farm Management.
      Sejak tahun 1910 penyuluhan menjadi program baian peningkatan produksi rempah-rempah di negara-negara jajahan bangsa barat ( kolonialime moderen neokolonialisme) ditimur dan selatan dunia terutama untuk kepentingan bangsa kolonial yang dikenal sebagai  exploitation delhome par inhome, ecploitation de natin par nation
      Dalam ndang-undang Smith Lever tahun 1914 di Amerika Serikat penyuluhan pertanian dinyatakan sebagai pendidikan non formal yang demokratis dan sebagai pengabdian kepada masyarakat pertanian yang melulu dilaksanakan oleh pemerintah federal sebagai kewajiban layanan sipi. Mengabdi pada petani mengbdi pada kemanusiaan, Help Farmers, do Hummanity, merupakan falsapah dinegara paman sam.


b. Sejarah Penyuluhan Pertanian Di Indonesia
     Di Bumi Nusantaran, Reinwardt seorang botanis asal Inggris dengan dukungan penuh Gubernur Jendral Inggris mendirikan Kebun Raya Bogor pada tanggal 17 Mei 1817. dari kebun raya ini banyak diperkenalkan jenis tanaman baru, antara lain kelapa sawit dan 50jenis ketela pohon.  Jemes Stamford Raffles pada tahun 1872 dengan cara penyuluhan, memperkenalkan tanaman kelapa sawit, ketela pohon serta berbagai jenisa tanaman perkebunan tropis lainnya.
       Bumi Nusantara kemudian di serahkan kepada pemeritahan Hindia Belanda, disebabkan Inggris lemih memiih pulau singgapur, semenanjung Malaka dan Borneo Utara sebagai koloni barunya. pada tahun 1876, kebun raya membangun kebun budidaya Tanaman di Cikemeh Bogor dengan mandat melaksanakan 3 fungsi, yaitu; penelitian pendidikan penyuluhan pertanian,  disampin membangun kebun percobaan dengan fungsi penelitian, juda dibangun kebun-kebun percontohan dan seklah sekolah pertanian sebagai bagian dari fungsi pendidikan dan penyuluhan pertanian.

      Pada tahun1905 terjadi perubahan administrtif dan pada tahun yang sama dibeberapa krasidenan di Jawa dan Sumatra didirikan Landbouw Voorlihcten Dienste (LVD). yang merupakan pekerjaan campur tanggan pemerintah menyoeloeh tani dalam suatu jawatan Penyuluhan Pertanian (Landboud Betrekking/Beorep). Gubernemen Hindia Belanda. Pada masa itu penyuluhan doterapkan untuk memacu produktifitas Gula, Teh, Kopi, Karet, Cengkeh,Pala, Cendana, Tembakau, Kelapa Sawit, dan Susu pad onderneming besar di seluruh Nusantar.  seperti kita ketahui pada masa Da Nippon, Jepang semua hasil bumi dikuasi sebagai upeti dan rakyat menderita, disebabkan kerangnya sandang pangan dan papan.
      Setelah Bumi Nusantara memperoleh kemerdekaan dari hasil perjuangan pada tahun 1948, pemerintah merencanakan kasimo sebagai program pembangunan rakyat dibidang produksi pertanian. program ini berjalan tersendat, terutama karena negara dalam kondisi revolusi fisik yang memnyebabkan pemimpin negara ini kurang cukup waktu dan kesempatan untuk mengerakan rakyat membangun sektor pertanian.
      Pada tahun 1950 muncul rencna wicaksono yang kemudian digabungkan ide Kasimo menjadi Rencana Kesejahteraan Istimewa Tahap Pertama sampai pada pemulihan negar parlementer pada tahun 1955.  Rencana Kesejahteraan Tahap Kedua pada Tahun 1955 sampai 1959 yani ketika  Konstitusi dibubarkan  dan NKRI kembali kepada undang-undang 1945 sebagi undang-undang dasar.
      Pada tahun 1960 Presiden Pertama RI mencanangkan program pembangunan rakyat Semesta yang kemudian disempurnakan menjadi Pembangunan Rakyat Semesta Berencana yang dalam bidang pertania mencakup 7 rencana yaitu ;
1. Memperbanyak Benih unggul tanaman melalui pembangunan Balai Benih dan Kebun Benih Padi dan          Palawija.
2. Memperbaiki dan memperbanyak jaringan irigasi
3. Meningkatkan Pupuk Nitrogen dan Pospat  untuk padi dan taaman lain.
4. memperlancar penyaluran obat-obatan dan peralatan pertanian dan pemberantasan hama dan penyakit
5. Mencegah erosi tanah dan bahaya banjir sebagai wujud pemeliharaan tata guna air.
6. Dalm hal penerapan propaganda(maksudnya embrio Penyuuhan ) kepada petani dibangun Balai Pendidikan Mamsyarakat Desa (BPMD) di tiap kecamatan.
7. Ekstensifikasi Pemakaian tanah kering dengan awal mengadakan kebu percontohan pengusahaan tanah kering ditiap daerah  swatanra Tk II.
      Ketujuh arah pembangunan pertanian ini dilaksanakan terutama dalam bentuk pendidikan informal,propaganda (penyuluhan) dan penerangan pada Balai Pendidikan Masyarakat Desa (BPMD) tanpa input kegitan atau nir catur sarana yang memedai.
          faktnya BPMD mengilhamai perdirinya Balai Penyuluhan Pertanian atau BPP di 241 kecamatan diseluruh Indonesia pada masa OrBa dengan mengunakan pelbagai pendanaan luar negeri.

Penyuluhan Masa Orde Baru


      Ir.Achmad Affandi Selaku Mentri Pertanian mengembangkan Program Bimas ini sebagai program penyuluhan secara masal dan  dengan menyediakan den mendekatkan sara produksi yang lengkap kepaa petani yang menerapkan Panca Usaha Tani untuk meningkatkan produktifitas  produsi pertanian khususnya beras.
          Pameran bimas pertama kali diselenggaran di Istana Negara dan dibekas lapangan Ikada Jakarta yang sekarang berdiri MONAS. hal ini merupakan upaya mengenalkan program Bimas sebagai kebijakan pemerintah nasional sepertihalnya pengejawatan aspek peternalistik yang memonjol dalam psikologi penyuluhan pertanian.
      Dalam pemerintahan Orba presiden banyak melakukan Temu WIcara secara langsung maupun jarak jauh dengan kelompok tanipada setiap kesempatan sebagai salah satu metode penyuluhan yang antara lain menghasilkan pengembangan dan penyempurnaan program bimas sebagai gerakan penyuluhan. Bimas berkembang menjadi bimas berdikari, Bimas Baru, Bimas biasa, Bimas Gotong royong, dan Bimas yang disempurnakan menjangkau sektor peternakan, perikanan dan perkebunan.
       Secara tidak langsung petani digiring kedalam program Bimas yang selanjutnya dikembangkankan menjadi program Intensifikasi Massal (Inmas), Intensifikasi Khusus (Insus) serta supra Intensifikasi Khusus (supra Insus). program ini merupakan program penyuluhan yang pada masa ini dilaksanakan dengan Trimatra Pembangunan Pertanian dengan pendekatan Komoditas, pedekatan usaha tani dan wilayah.




Sumber :
Rahardian. A.H.2010. Manajemen Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Perkebunan. PT Duta Karya
                  Swasta. Jakarta.

Komentar